Grand Launching Semai 2045 dan Seminar Parenting "Melawan Bencana Kekerasan Seksual" #2

Akhirnya bisa ngeblog lagi walaupun disela-sela istirahat :D 
kalau di kantor lebih enaken ngetiknya, soalnya keyboardnya nggak ada yang mati :D

yuklah, lanjut saja kita~~
kalau yang belum baca #1 nya, dibaca dulu yaa, biar nyambung :P 
Oh ya, mungkin tulisan dibawah ini ada yang tidak layak dibaca anak-anak, jadi bacanya kalau lagi nggak bareng anak yaa.. tapi Insya Allah isinya bakalan berguna banget buat anak :3

****
 
Mungkin banyak yang bertanya, mengapa sih kekerasan seksual, seks dini, dan pembunuhan bisa terjadi? Kok bisa sih anak kecil bisa melakukan hal seperti itu >< yuk cari tahu penyebabnya, biar anak-anak kita nantinya terhindar dari itu semua ... 

Penyebab yang pertama dari sisi orang tua. Orang tua kurang membekali anak dengan beberapa hal. Emm,, tapi kan anakku udah aku bekali tiap hari, kasih uang jajan, kasih makanan, kasih minuman, kasih mainan. Eitts,,, bekal buat anak bukan cuma itu yaa.. 
ini nih yang mungkin bekal dari orang tua yang belum diberikan ke anak :
a. Pengetahuan dan praktek agama 
Para Bapak Ibu atau calon Bapak Ibu yang budiman, menurut Anda bagaimanakah membekali agama buat anak? Mungkin banyak yang jawab, masukin pesantrenlah, masukin sekolah Islami lah, panggilin guru  ngajilah, disuruh ikut TPA lah.. Hmmm,, jawaban yang sudah disebutin tadi tidak salah, namun kurang benar. Jadi, Bapak Ibu, penanggung jawab atas agama pada anak itu orang tua. sudah tahu kan, apabila anak adalah amanah dari Allah, nah, pertanggung jawaban soal agama anak, juga pada orang tua, bukan guru ngaji atau guru agama di sekolah. Jadi, sebisa mungkin para orang tua juga mengajari agama kepada anak, dan berusaha agar anak-anak itu suka dengan agama bukan bisa. Apa sih bedanya suka sama bisa? Jadi, kalau anak suka agama, ia akan melakukan ibadah dengan senang hati, mislanya baca Al Quran jadi hobi, jadi menyenangkan bagi anak-anak. Nah, apakah Bapak Ibu sekalian sudah memberi bekal agama? kalau belum, yuk dimulai dari sekarang :D yang belum cihuy agamanya *seperti saya #malu* bisa sambil terus belajar :)

b. Komunikasi yang baik, benar dan menyenangkan 
Komunikasi dengan anak bukanlah komunikasi satu arah lho ya Bapak Ibu. Komunikasi dengan anak harusnya dengan baik, benar, dan menyenangkan. Berkomunikasi dengan anak nggak harus dengan bentakan-bentakan atau marah-marah. Sebisa mungkin dengan lemah lembut, baik dan benar. Usahakan ketika kita berkomunikasi dengan anak, kita mengupayakan seperti menjadi anak dengan usia beberapa tahun lebih tua dari anak kita. *ini tips dari Bu Elly* :D Eh tapi, bukan berarti komunikasi yang baik, trus kita lemah lembut, nggak tegas dan ngemanjain anak yaa,, kudu bisa mbedain antara ngemanjain dan untuk kebaikan,, hehehehe

c.  Kemampuan berfikir kritis dan membuat anak merasa berharga
Waduh, gimana caranya biar anak-anak berfikir kritis? :o Salah satu caranya adalah menggunakan pertanyaan dalam berkomunikasi. Semisalnya nih, Anak: "Maa, apa sih bunga matahari itu? " Ibu : "Kalau setahu kamu bunga matahari apa Nak? ". Jadi, kita kayak mancing anak buat berfikir gitu. Mencari suatu jawaban atas pertanyaan. Jadi, anak-anak nggak hanya cuma ngikuti pikiran kita, tapi dia tahu juga gimana nemuin jawabannya. 

d. Pengetahuan dan ketrampilan untuk menjaga diri 
Ini nih, juga yang jarang dibekali ke anak-anak. Padahal anak-anak kan masih lemah, nggak tahu apa-apa :'( Trus gimana dong ?  Kita kudu bekali anak gimana cara menjaga diri. Kita ajarin siapa sih keluarga, teman, orang yang dikenal, orang asing. Ini salah satu cara, biar anak-anak nggak mau kalau diajakin sama orang asing. Bisa juga anak-anak diajari tentang sentuhan, sentuhan baik, sentuhan meragukan, dan sentuhan buruk. Dan, banyak lagi tentang menjaga diri yang bisa diajarkan ke anak. 

e. Bijak menggunakan teknologi 
Hmm,, yang paling banyak terjadi saat ini malah kebalikannya. Balita-balita pegangannya udah tab, hp, laptop :( Ibu-ibu dan Bapak-bapak yang sayang anak, tolong ya, diusahakan untuk mengajari anak untuk bijak menggunkan teknologi. Mereka masih kecil bapak-ibu, mereka masih belum tahu bagaimana menggunakan teknologi-teknologi itu dengan baik. Gimana coba kalau ternyata waktu mereka mainan tab ternyata malah buka tentang pornografi, gimana coba kalau mereka main mainan yang tidak sesuai umur. Tapi kan mereka mainnya sesuai umur mereka kok, mereka saya downloadin damenya, itu gimana? jawabannya sama saja, gimana coba kalau mereka jadi kecanduan main game, walupun itu game yang sesuai umur mereka.Nah kan, jadi tolong bekali anak untuk bijak menggunakan teknologi. Kalau bisa sih jangan dikasih tab dll nya kalau anak masih kecil dan dianggap belum bisa bertanggung jawab dalam menggunakan teknologi. Para ibu berarti juga jangan keseringan mainan tab dll, biar anaknya nggak kepingin :P

f. Kemampuan memilih teman 
Apakah Bapak Ibu sekalian tahu teman-teman dari anak Anda? Apakah anak Anda memiliki teman yang baik-baik? kemampuan memilih teman menjadi bekal dari orang tua yang tidak boleh dilupakan. Ajari anak-anak untuk memilih teman yang baik, teman yang bisa membawa anak Anda menuju kebaikan, jangan sampai anak Anda berteman dengan yang tidak baik, yang kelakuannya tidak baik dan atau bahasanya jorok. Karena lingkungan pertemanan anak juga berpengaruh terahadap anak lhoo~ 

g. Persiapan Baligh 
Pada perkembangannya anak akan mengalami perubahan fisik maupun psikis. Apalagi bila sudah baligh. Jangan sepelekan baligh pada anak. Sebagai orang tua kudu mempersiapkan si anak agar siap menghadapi bila ia baligh. Misalnya, untuk anak perempuan dipersiapkan bila ia haid, kemudian untuk laki-laki dipersiapkan bila ia mimpi basah. Ajarkan apa-apa saja yang harus dilakukan bila haid atau mimpi basah terjadi. Dan dipersiapkan juga pengetahuan tentang perubahan-perubahan fisik yang akan terjadi, seperti suara membesar, tumbuh bulu-bulu halus, dll. 

h. Perlu Tidaknya Pacaran 
Nah ini nih, sebagai orang tua sebaiknya membicarakan kepada anak tentang perlu tidaknya pacaran. Mungkin ada orang tua yang memperbolehkan pacaran, ada juga orang tua yang tidak memperbolehkan anaknya pacaran. Sebagai orangtua kita harus memberi tahu kepada anak tentang perlu tidaknya pacaran. Kadang awal anak ingin pacaran karena hanya ingin memiliki teman curhat, padahal sama orangtua juga harusnya bisa kan? nah, pokoknya jangan sampai miss ya soal pacaran ini. 

i. Bagaimana menjaga diri terhadap segala kemungkinan ancaman dan bahaya pelecehan, perkosaan dan pembunuhan. 
Orang tua harus mengajari gimana cara menjaga diri. Mungkin anak bisa diajari beladiri. Atau anak harus bisa menangkis apabila atau ada ancaman-ancaman dari orang lain. 

Penyebab yang kedua dari sisi sekolah. Sekolah saat ini tidak menyiapkan anak dengan informasi mengenai hal ini melalui berbagai mata pelajaran sperti agama, bilogi, teknologi dan informasi, dll. 

Penyebab yang ketiga mudahnya akses terhadap kekerasan, pornografi, seks dan pembunuhhan lewat berbagai media. Lihat saja, saat ini diiklan, game, media sosial,  banyak beredar hal-hal yang seharusnya tidak dilihat oleh anak. 

Kemudian penyebab keempat adalah orang dewasa atau anak yang lebih besar dan berada disekitar anak yang telah TERPENGARUH oleh TONTONAN atau BACAAN tentang KEKERASAN, PORNOGRAFI, dan PEMBUNUHAN dari berbagai media koran, majalah, tabloid, komik, novel, TV, VCD, games dan internet. 

Anak adalah amanah dari Allah, diberikan dalam keadaan baik, kita juga harus bisa mengembalikan dalam keadaan baik jua, jangan sampai kita mengembalikan dalam keadaan terkoyak jiwanya. 

Buat Bapak Ibu yang sudah punya anak, apabila belum memberikan bekal yang sudah disebutkan diatas bisa memulai memberikan bekal-bekal kepada anak. Bagi yang belum memiliki anak, bisa belajar lagi, sehingga pada saatnya nanti diberikan kesempatan, sudah bisa memberikan bekal yang baik bagi anak. 

Sharing #2 saya akhiri dulu yaa, biar nggak terlalu kepanjangan, sampai jumpa di sharing #3 Insya Allah. Kecup sayang untuk anak Anda dirumah :* 









Komentar

Postingan Populer