Rantau 1 Muara, Sebuah Novel Penuh Inspirasi

Hei, hei, bagaimana setelah 1 minggu bekerja setelah Lebaran? masih bersemangat kaan? :D 
*kalau saya sih kemarin agak mengalami penurunan semangat :v jadi males dan sering ngantuk gitu :v Tapi sekarang udah mulai mengembalikan semangat, soalnya banyak deadline di depan mata :v hihihi 

Satu mingguan ini saya baca buku menarik, judulnya Rantau 1 Muara, buku ketiga dari trilogi Negeri 5 Menara. Sebenernya saya belum baca yang buku kedua sih *di Perpus kantor nggak ada ><* tapi masih nyambung lah sama ceritanya :3

Saya nggak mau ngeringkas tentang jalan cerita yang ada di bukunya, nanti malah spoiler bagi yang belum baca :P Yang jelas saya suka alur ceritanya, mengalir dan penuh makna :D

ini nih salah satu petikan yang ada di buku Rantau 1 Muara yang saya suka~ 

Merantaulah. Gapailah setinggi-tingginya impianmu
Bepergianlah. Maka ada lima keutamaan untukmu
Melipur duka dan memulai penghidupan baru 
Memperkaya budi, pergaulan yang terpuji, 
Serta meluaskan ilmu 

*aah, suka ini!* 

Entah kebetulan atau bagaimana, 2 buku yang saya baca berturut-turut menyelipkan kisah tentang tragedi WTC. Tragedi yang menyisakan kesedihan dan kehilangan. Entah siapa sebenarnya pelaku tragedi WTC, sepertinya pelakunya sudah tak punya hati :"( 

Buku Rantau 1 Muara menurut saya sangat cocok dibaca oleh mahasiswa atau fresh graduate, soalnya akan lebih terasa karena keadaannya mirip dengan mahasiswa / fresh graduate. Ya, walaupun nggak membatasi yang masih mahasiswa ke bawah atau orang tua membaca buku Rantau 1 Muara juga. Saya menyukai tokoh Alif dan Dinara di buku ini. Bagaimana perjuangannya si Alif buat mencari beasiswa,, aah , patut dicontoh banget. Dia benar-benar menghidupkan mimpinya. Si Alif tak hanya bermimpi namun ia juga berusaha untuk mencapai mimpinya. Walaupun banyak penolakan yang ia terima, tapi ia tetap berusaha hingga tetes darah penghabisan. Salut! Seru juga ketika ia mencari apa sebenarnya tujuan hidupnya, hingga ia menemukan jalannya di dunia tulis-menulis. Ah iya, saya suka juga dengan kata-kata yang ada di buku ini, kurang lebih begini, "Jika kamu bukan anak Raja , maka menulislah". Dan saya suka juga dengan pesan gurunya Alif yang bilang bahwa seseorang yang menulis itu akan awet muda. Bukan fisiknya yang awet muda dan dia tidak bisa mati, namun dengan tulisan yang sudah dibuat seseorang laksana hidup terus. Seperti tulisan-tulisan yang ditulis oleh penemu jaman dulu, para cendekiawan jaman dahulu, karena tulisan-tulisan mereka, sampai sekarang mereka seperti masih hidup karena kita masih menggunakan tulisannya hingga sekarang.  Bagian dari buku ini yang menarik juga, yaitu ketika Alif dan Dinara traveling mengelilingi Amerika, aak, saya mau juga >< Hoiya, sama waktu Dinara kerja di Borders dan dia boleh ngambil buku yang habis di display untuk dibawa pulang, dan mereka sampai bawa gerobak buat ngambilnya, aak, menyenangkan sekali boleh ambil buku sepuasnya walaupun bukan buku baru >< 

Secara keseluruhan saya suka buku ini, banyak hal yang menginspirasi, kisah perjuangan tiada henti. Dan banyak kata-kata yang bagus sampai saya rasanya pingin nulisin satu-satu dibuku :3 

hahaha, kayaknya malah banyak spoilernya nih :P  yang penasaran sama bukunya bisa baca juga ;) yang beda pendapat dengan saya dan merasa buku ini kurang menarik ya terserah Anda, hehehe 
Hoiya kelupaan lagi, baca buku ini saya juga jadi pingin belajar bahasa Minang *banyak kata-kata yang pakai bahasa Minang dan nggak ada artinya, huhuhu >< 

Cukup sudahlah ngomongin bukunya, sudah semakin tak beraturan alur tulisannya :v 
Semoga buku ini juga menginspirasimu yaa~
Semoga kita bisa ke Amerika ya :D
Semoga bisa jalan-jalan keliling Amerika bersamamu :* ~mu disini entah siapa, variabel x :P ~ 
Selamat bekerja kembali , semoga kamu sudah berjalan dijalanmu, biar bisa sampai tujuanmu :D






Komentar

Postingan Populer