This is My Choice

Setiap dari kita memiliki pilihan-pilihan dalam hidup setiap harinya. Bahkan untuk sekedar "aku mau makan apa hari ini?" hingga hal-hal besar yang mungkin nantinya ber-impact besar pada diri kita baik dalam dimensi ruang ataupun waktu. Seperti pilihan saya saat ini untuk melanjutkan kuliah. Pilihan ini merupakan pilihan yang sudah saya idam-idamkan sejak dulu. Bagaimana saya menginginkan bisa belajar kembali di bangku kuliah, bagaimana saya bisa melakukan banyak hal tanpa takut salah karena semua adalah pembelajaran, dan saya sering rindu kuliah ketika meninggalkannya beberapa tahun lalu. Yah, hingga akhirnya saya berhasil mendapatkannya saat ini. Alhamdulillah.. Namun, setiap pilihan tentu saja memiliki konsekuensinya masing-masing. Kita tentu saja tidak bisa menghindari konsekuensi yang ada disetiap pilihan. Yang bisa kita lakukan adalah berusaha untuk berteman dan berdamai dengan konsekuensi tersebut. Kenapa kita harus berteman dan berdamai? Karena keduanya yang akan membuat kita selalu merasa pilihan yang kita pilih adalah pilihan yang terbaik untuk kita. Seperti misalnya bila pada suatu masa kita memilih untuk menjadi seorang karyawan, konsekuensinya adalah kita harus mematuhi atasan kita, kita harus bekerja sangat keras karena setiap seperti dikejar deadline dan mungkin ternyata rekan kerja belum tentu sesuai dengan kita. Kalau kita tidak berteman dan berdamai dengan pilihan kita, yang ada kita merasa lelah, merasa kerja tidak artinya, merasa ingin cepat keluar dari pekerjaan. Intinya semuanya menjadi tidak menyenangkan. Namun, ketika kita sudah berteman dengan pilihan kita, maka kita berusaha berteman dan berdamai dengan apapun yang ditemui dipekerjaan. Apabila diberikan pekerjaan yang sangat banyak, tetap tenang dan tetap bisa mengerjakan semuanya tepat waktu. Apabila itu belum juga tercapai, mungkin kita bisa akali dengan mencari sudut pandang lain dari pekerjaan, misalnya saja menganggap pekerjaan yang diberikan pada tiap harinya seperti misi yang harus kita selesaikan seperti waktu kita main game di handphone/komputer. Dengan sudut pandang yang lain, mungkin kita jadi lebih mudah untuk berteman dan berdamai dengan pilihan kita. Sehingga, tak ada lagi penyesalan dan pemberontakan dalam diri. Tapi, saya pun tahu, tidak semudah itu melakukannya. Tidak semudah itu. Bagi orang yang menggebu-gebu pun ada saatnya layu. Tinggal bagaimana kita berusaha membuat yang layu itu bisa berkembang kembali, bisa mewangi kembali. Seperti yang saat ini saya rasakan, saya merasa hambar dengan apa yang saya kerjakan sekarang, merasa tidak bernafsu untuk segera menyelesaikan. Banyak sekali excuse diumbar ke permukaan. Saya kalang kabut. Saya belum pernah begini sebelumnya. Saya berusaha untuk mencari cara untuk mengatasinya. Kadang saya tiba-tiba memiliki kekuatan yang meletup-letup, namun kadang mudah saja kekuatan itu dikalahkan oleh hal sepele. Hingga akhirnya sekarang saya berusaha mencari cara lain untuk membuat saya tetap "hidup" dalam pilihan saya sekarang. Salah satu contohnya dengan mencari teman untuk berbicara atau meminta "tantangan" untuk saya dari orang terdekat agar saya merasa harus membuat pilihan saya ini menjadi lebih berwarna. Mungkin terdengar random, meminta "tantangan" dari orang lain untuk saya. Padahal apa yang saya lakukan adalah pilihan saya sendiri. Namun, kadang ada beberapa orang yang akan merasa tercambuk ketika diberikan iming-iming atau tantangan. Karena mungkin terbiasa untuk berkompetisi dengan orang lain atau diri sendiri sebelumnya, termasuk saya. Saya tidak boleh kalah dan "mati" atas pilihan saya sendiri. Saya harus selalu membuat "hidup" pilihan saya, entah seberat apa goncangan yang menerpa saya. Karena pada akhirnya, pilihan-pilihan saya sekaranglah yang akan membentuk diri saya nantinya. Dan, saya selalu berdoa, apapun pilihan saya saat ini semoga merupakan pilihan terbaik dan selalu diberkahi Allah. Aamiin.. 

Mari berteman dan berdamai dengan pilihan kita :") 
Jangan menyerah dengan segala pilihan yang kita pilih. 

Komentar

Postingan Populer