Maaf Aku Tak Jadi Mengunjungimu, Hei Bayanganku
Ketika apa yang sudah kamu persiapkan dari jauh-jauh hari kemudian hasilnya nol besar karena hal sepele, rasanya luar biasa. Kecewa berat sudah tentu, apalagi untuk mata-mata yang rentan untuk meneteskan airnya. Mati rasa sampai tak tahu lagi apa yang harus dilakukan.
Seperti siang ini, aku tidak jadi mengunjungimu. Padahal rencana mengunjungimu sudah sejak setahun yang lalu. Aku ingat waktu itu aku sedang merantau di Jawa bagian timur sana. Hingga meminjam uang hanya untuk mengunjungimu. Di tengah rencanaku, hampir saja aku menyerah karena syarat yang harus aku penuhi sebelum aku bertemu denganmu. Namun, tenyata aku bisa memenuhi syaratnya. Dan saat-saat aku bertemu denganmu tinggal sebentar lagi. Tinggal menghitung hari. Barang-barang yang harus aku bawa bertemu denganmu ku cek satu persatu, berusaha agar tak satupun tertinggal, agar aku tenang bisa berjalan-jalan denganmu, berbagi canda tawa denganmu. Tempat-tempat yang ingin kukunjungi bersamamu juga sudah aku pilih. Hingga provider yang kamu suka, dan transportasi yang mau aku dan kamu naiki nantinya sudah aku cari tahu. Dan waktu kurang beberapa jam lagi untuk bertemu denganmu, hati rasanya senang. Segala persiapan sudah lengkap. Aku siap bertemu denganmu. Dengan motor aku melaju bersiap bertemu denganmu. Hingga aku harus berganti dengan taksi. Namun, kamu tahu, entah mengapa taksi begitu sulit dihubungi, apabila terhubung pun tak ada yang bisa mengantarku, menunggu di jalan pun tak ada satupun taksi yang kosong. Harapanku melayu, seperti daun yang lama tak bertemu air. Optimis masih bisa bertemu denganmu masih besar, namun aku juga harus realistis. Waktu bertemu denganmu semakin dekat, dan taksi yang aku tunggu akhirnya datang. Jalanan sepertinya juga sedang tak berteman denganku, beberapa lampu merah dan macet dibeberapa titik membuat taksi yang aku tumpangi tak dapat terus melaju. Aku sudah hampir kering, tak bergeming, hanya doa yang kulantunkan agar aku tetap bisa bertemu denganmu. Sampai bandara, hatiku mulai terkembang, namun seketika pupus lagi setelah melihat tulisan "closed" di meja yang harus aku lewati sebelum bertemu denganmu. Ya Allah.... :(
Jalanku bertemu denganmu menyempit, aku masih berusaha berlari mengejarmu, mencari jalan lain agar aku bisa tetap bertemu denganmu. Namun, sepertinya aku gagal. Aku tak bisa lagi membuka pintu sempit yang memisahkan aku dam kamu. Hatiku tak karuan, antara sedih, kecewa menjadi satu dalam benakku. Selangkah lagi aku bisa mengunjungimu, bisa bertemu denganmu, namun gagal hanya dengan hal yang sepele. Maafkan aku, maafkan aku yang tak bisa melakukan lebih baik lagi untuk bertemu denganmu. Walaupun banyak seandainya-seandainya yang berkelebat dipikiranku, namun nyatanya tetap saja, aku tak bisa bertemu denganmu. Sekarang aku hanya bisa membesarkan hatiku, membendung mataku yang airnya terus menggelegak ingin menjebol pelupuk mataku. Terimakasih untuk semua yang menguatkan hatiku, membantuku membangun bendungan dimataku. Insya Allah aku kuat, dan aku yakin akan ada ganti yang lebih-lebih baik lagi. Asalkan aku terus berusaha dan berdoa tentunya. Maafkan untuk siapapun yang kecewa. Tak ada yang patut disalahkan dan dibenarkan bila akhirnya memang sudah begini. Aku harus banyak mengaca atas apa yang kulakukan, mungkin usaha yang kuanggap besarnya ternyata hanyalah hal kecil yang tak berarti. Sampai jumpa bayangan tubuhku di Malaysia, lain waktu kita bertemu. Disuasana yang lebih menyenangkan, dengan persiapan yang lebih matang. Semoga kau sabar menungguku :)
Komentar