Pameran Kebudayaan Dayak


8 November yang lalu, setelah menjemput mbak Santi di GSP untuk mengikuti acara Career Days ECC, kami mampir ke semacam pameran kebudayaan Dayak, yang diadakan di Purna Budaya UGM. 
Banyak stand-stand yang ikut serta meramaikan acara ini. Dan sebagian besar yang jaga stand adalah para pemuda asli Kalimantan. Di setiap stand banyak barang yang dipamerkan, dari barang-barang hasil kerajinan, benda-benda untuk adat istiadat, miniatur rumah adat,  sesaji, foto-foto dan banyak lainnya. Pertama masuk ke area pameran agak merasa seram gimana gitu, soalnya banyak yang bertato gitu :s tapi eh tapi ternyata mereka baik-baik lhoo, kami berkunjung ke stand-stand dan dijelaskan banyak hal. Saking banyaknya sampai banyak yang terlupa juga :P Alhamdulillahnya masih ada kamera yang bisa merekam, memotret momen, jadi walaupun lupa nama-namanya, paling tidak bisa lihat gambarnya :D 

silahkan di lahap fotonya :9
mas-mas sedang beraksi untuk mengisi acara pameran

Mbak Santi sedang melihat-lihat stand


tombak
Foto-foto yang dipanjang di sebuah stand
ada alat musiknya juga lhoo, kayak gitar ya
Tombak

rumah adat
rumah adat lagi
miniaturnya sandung, sandung digunakan beberapa sub-suku Dayak. Dulu digunakan untuk menyimpan tulang-belulang orang, kepala kampung atau ksatria atau orang yang dihormati, yang sudah meninggal. Tulang belulangnya digali dari kuburan lalu disimpan didalam sandung sebagai benntuk penghirmatan dengan diiringi pesta adat. 
hari itu ada lomba "nampi" beras, para peserta sudah bersiap nih
yuk diayak yuk
bekerja sama memilah antara gabah dengan beras
Mas-mas pun bisa "nampi" beras, nice!

Waah, seru kan acaranya :3
Bangga pada mereka para pemuda pemudi yang tetap berusaha menjaga budayanya, 
malu rasanya aku orang jawa tapi sedikit sekali pengetahuannya tentang budaya jawa :s
kayaknya aku juga perlu belajar budaya, kalau bukan kita yang menjaga siapa lagi?

Oh iya, 
ada beberapa sedikit pengetahuan yang aku dapat dari selebaran yang dikasih mas-mas penjaga stand : 
1. Sepasang kalauk (perisai) berbentuk datar di pintu masuk - biasanya melambangkan pemyanbutan (ungkapan selamat datang) kepada para tamu yang masuk ke kampung atau rumah. Adapun perisai pada umumnya memiliki berbagi bentuk dan kegunaannya masing-masing. Kelauk yang berbentuk datar umumnya melambangkan perdamaian, sedangkan yang berbentuk lacip lebih sering digunakan sebagai lambang perang. 
2. Temadu (arca) patung yang melambangkan penghormatan pada leluhur. Umumnya ditemui di kompleks pemakaman. Ada pula temadu' yang digunakan sebagai lambang penjagaan. 
3. Langkau (pondok) memiliki banyak kegunaan dalam kehidupan masyarakat Dayak. Ada yang dijadikan tempat tinggal, ada yang dijadikan tempat istirahat di ladang, ada pula yang sengaja dibangun dan dijadikan tempat untuk menaruh sesajen ditempat-tempat yang dikeramatkan. 
4. Kelongkang- sesajen yang ditempatkan di tempat-tempat tertentu untuk penghormatan kepada "penunggu"
5. Tempayan (guci besar) umumnya mengambarkan status sosial. Maikn besar tempayan yang dimiliki, makin tinggi status sosialnya di masyarakat. Di beberapa sub-suku Dayak, tempayan bahkan digunakan untuk membayar hutang adat atau bahkan mahar pernikahan.



Komentar

Postingan Populer